Jumat, 20 April 2012

CERPEN : Best Friend :)


Dengan cepat ku berlari ke kelas Mitha, tergesa-gesa ku mengerjarnya. Beberapa menit ku berhenti sejenak untuk menghirup oksigen.
“Mithaaa……!!!” teriak ku.
Semua anak yang berada di kelas Mitha kaget karena mendengar teriakanku.
“Mitha mana?” Tanya ku kepada anak-anak yang ada di kelas Mitha.
“mungkin ke perpus.” Jawab salah satu temannya Mitha.
“ooo, thank’s!” aku pun langsung pergi ke perpus, seperti apa yang di katakan temannya Mitha. Aku berlari sangat kencang seperti mau perang *alah!! Lebay* setelah sampai di depan perpus, aku langsung menghentikan lari kakiku. Aku pun masuk perpus dengan perlahan-lahan karena di perpus semua orang di larang ribut!! Sekali-kali rebut gak boleh apa??
“duuh… dimana sih Mitha??” Tanya ku dalam hati.
Lalu…. “Riri!!!!” teriak Mitha memanggilku. Semua orang yang ada di perpus langsung menoleh ke arah Mitha dan aku. Ternyata masih ada yang lupa kalau di perpus nggak boleh rebut, apalagi kalau teriak. Dasar Mitha bodoh!!.
“huuuh… ngak usah pake teriak kale!! Apalagi ini di perpus.” Ku menggerutu pada Mitha.
“keceplosan…” jawab Mitha. Mitha orangnya memang agak latah, jadi dia sering keceplosan kalo ngomong.
“huh!! Kebiasaan. Gue ada perlu sama lho.” Aku dan Mitha pun keluar perpustakaan.
“ada perlu apaan sih??” Tanya Mitha.
“tahu nggak!! Tadi gue nyari lho sampe ke mana-mana, dan gue teriak-teriak nama  lho. Ternyata lho malah ada di perpus.” Kesal ku.
“lho perhitungan banget sih kalo mau nyari gue. Langsung ke intinya aja!! Emang ada apaan sih??” heran Mitha.
“gini… nyokap gue pengen ngajakin gue berlibur ke puncak. Kata nyokap gue sekalian mau ketemuan sama temen nyokap gue waktu SMA. Nah… temen nyokap gue ini punya anak cowo yang pengen di kenalin sama gue. Dan gue takutnya kalo gue nggak suka sama anaknya. Misalnya gue nggak suka, gue kan ada lho. trus, gue tahu kalo Lho itu bisa melihat sifat orang dari luar dan fisiknya. Gue pengen lho ikut gue berlibur n….”
“melihat sifat aslinya kaya gimana, iya kan???” “gitu doang ribet!!” Mitha langsung menyambung kata-kata gue yang panjang kaya ular. “ beres deh, apalagi di ajak berlibur pasti seru banget.”
“hmmm, untung  deh kalo lho mau.” ku merasa lega.
“emangnya kapan kita berlibur?” Tanya Mitha.
“minggu depan” singkat ku.
***
Seminggu kemudian….  
 Pukul setengah 5 subuh ku bangun dan segera mandi, lalu melaksanakan sholat. Setelah sholat aku langsung memeriksa barang-barangku kalo masih ada yang kurang.
Akupun menuju rumahnya Mitha. Kira-kira Mitha udah bangun nggak ya??? Soalnya baru jam 5 sih.
Dirumah Mitha.
“Mithaaaaaaaaaaa….” Teriak ku.
Ku pun menunggu Mitha membuka pintunya. Tiba-tiba, ku mendengar langkah seseorang. Sepertinya itu Mitha.
“ya ampun, Riri!!!” apa kita perginya sepagi ini??” sewot Mitha yang masih belom mencuci mukanya.
“kalo siang nanti macet, lebiih cepat lebih baik kan??”
“cerewet lho!!!” sewot Mitha.
Mitha pun segera mandi. Hampir 1 jam aku menunggunya. Ternyata Mitha itu termasuk orang lelet. Jalannya aja siput, lama banget!!! Aku pun tertidur di dalam mobil.
“gue sudah siap!!!”teriak Mitha. Aku yang tadi tertidur pulas, langsung terbangun karena kaget mendengar suaranya Mitha.
“lama banget sih lho!!! Sejam gue dan mama gue nungguin lho!!” sebel gue.
“oh! Maaf ya… maaf ya tante, maklum saya kan cewe. Jadi dandannya lama.” Mohon Mitha.
“pake dandan segala, nanti juga ditengah jalan luntur tuh make up.” Tumpal ku.
“yang pentingkan narsis…” narsis Mitha.
Mitha pun langsung masuk ke mobil ku. Kami pun pergi ke puncak. Di jalan kami melihat pemandangan yang sangan indah dan sejuk. Tapi si Mitha malah menggigil karena kedinginan. Maklum aja, kami kan berangkat jam 6.
***
Sesampai di puncak.
“pak bejo… tolong bawain barang aku ya…” suruh ku pada pak supir kami.
“iya non.”
“malah tidur nih anak. Oyy Mitha!! Cepat bangun… kita udah sampe nih.” Aku langsung menarik tangan Mitha yang dingin.
“sabaran dong! Masih ngantuk nih.” Jawab Mitha
“ayo Mitha. Ini sudah siang lo.” Paksa mama.
“i..i..iya deh tante.” Mitha langsung bangun. Huh!! Kalo mama yang nyuruh, langsung cepet bangun. Coba gue, sejam juga gak bakalan bangun walaupun sudah gue banting-banting bantal ke wajahnya.
Kami pun masuk ke vila. Kami meletakkan barang-barang kami  ke kamar. Karena cape’  aku langsung duduk di sofa sambil menonton tv. Tapi Mitha malah beres-beres barangnya. Kalo gue beresin barang gue, nggak bakalan sanggup. Soalnya barang gue kan 2 koper. Kalo barangnya Mitha Cuma sedikit, jadi dia gampang beres-beres.
Setelah Mitha selesai membereskan barangnya. Kami langsung ke taman di belakang vila. Disana sangaaaaaat indah, rasanya kaya di surga *ngarep!!*.Aku dan Mitha hanya ngobrol-ngobrol. Kami membicarakan pelajaran sekolah, ngegosip anak-anak sekolah kami dan sekolah lain. Nggak lupa ngegosipin idola kami.
Tak lama kami ngobrol. Tiba-tiba, sebuah mobil singgah didepan vila kami. Aku dan Mitha sudah menduga kalo yang di dalam mobil itu temennya SMA mama. Aku dan Mitha langsung ke dalam vila, untuk bersembunyi*kaya detektif gitu…*.
“Riri…. Mitha…. Ayo anak-anak kesini!!” panggil mama.
Aku dan Mitha pun langsung berlari ke teras vila, di tempat mama sekarang. Setelah kami tiba didekat mama, temen mama ku keluar dari mobil.
“halo jeng… apa kabar?” Tanya mama ku sambil memeluk temennya. Keibu-ibu arisan banget ya???
“baik jeng…” jawab temen mamaku “ ini anak jeng ya?? Lho? Kok ada dua? Katanya Cuma punya anak satu?” heran temen mamaku.
“oh.. yang ini anak saya, namanya Riri. Kalau dia temennya  Riri, namanya Mitha.” Jelas mama ku.
“oooh.. kirain anaknya juga.” Jawab temen mama ku.
“silahkan masuk jeng!” ajak mama.
“tunggu sebentar ya jeng.” “Rio!!! Ayo kita masuk” memanggil anaknya.
Mata ku dan Mitha langsung ke arah mobil yang ditumpangi teman mama ku. Kami ingin lihat wajah anaknya temen mamaku ya bernama ‘Rio’ itu. Dan saat dia keluar….
“sabaran dikit dong ma!” “rio ini lagi sibuk beresin barang-barang mama nih” jawab Rio.
“makasih ya sayang kamu memang baik” “kenalin jeng, ini anak ku, namanya Rio”
“hallo Rio.. saya adalah tante sonya dan kenalin ini anak tante, namanya Riri”
Aku dan Mitha terkejut melihat wajahnya Rio, dia begitu tampan dan menawan. Gila!! Bikin hati ini serasa melayang.
“hai!! Aku Rio.” Sambil menyulurkan tangannya.
“eee…. Aku Riri” sambil menyambut tangannya Rio. Aku terbengong saat berjabatan dengannya. Tapi  ku langsung sadar saat Mitha membangunkanku dari khayalan. “sorry…”
“gak papa” jawab Rio. “hai aku Rio” menyapa Mitha.
“aku udah tahu nama lho! Kan barusan lho ngomong. Gue Mitha, temennya Riri. Maaf ya, tadi Cuma bercanda. He…he….” Jawab Mitha.
“ngelawak lho ya?” balas Rio.
“nggak! Lagi nyanyi.” Jawab mitha.
“hhaaa….” Semuanya pun tertawa mendengar lawakan dari Mitha. Mitha memang jago ngelawak, jadi semua orang bisa tertawa terbahak-bahak mendengar dari lawakannya.
Kami pun masuk ke vila. Selagi Rio lagi memberesin barangnya di kamar, aku dan Mitha pun masuk kekamar ku untuk membicarakan Rio.
“ternyata Rio nggak sejelek yang lho kira. Malahan dia juga ramah.” Bilang Mitha.
“iya. Dia juga ganteng. Gue ngggak bisa berhenti membayangkan wajahnya.” “ooo…. So sweet” gumam ku.
“trus… lho mo ngapain?? Tanya Mitha.
“PDKT lah…” jawab ku.
“bagi-bagi boleh dong!” minta Mitha.
“enak aja!!”
“pelit lho!!”
“biarin…”
Selama liburan di puncak, sangat menyenangkan bagiku. Kami semua bersenang-senang disana, apalagi disana ada Rio sang pujaan hati…
Dan beritanya adalah Rio bakalan sekolah di sekolah ku dan Mitha. Itu sangat membuat ku bahagia. Berarti aku bisa melihatnya sepanjang hari. Liburan kami pun sudah selesai aku, mam dan Mitha kembali kerumah. Sedangkan Rio dan mamanya mencari tempat tinggal baru di kota kami.
***
Di sekolah.
Aku sudah nggak sabar untuk bertemu dengan Rio. Apa Rio sekelas dengan ku yaah???
Bel masuk pelajaran berbunyi.
“pagi anak-anak!!” sapa bu guru.
“pagi bu…” jawab anak-anak dan aku yang penuh semangat.
“silahkan ambil buku pelajarannya masing-masing.” Suruh bu guru.
(dalam hati) “lho?? Kok bu guru nggak ngenalin Rio sih?? Rio nya mana ya? Atau jangan-jangan Rio nggak sekelas dengan gue? Huuh!! Sial!!” geramku dalam hati.
Waktupun langsung berjalan. Aku yang tadinya semangat berubah menjadi loyo, karena Rio yang aku tunggu nggak sekelas denganku.
Waktu istirahat.
“Riri….” Sapa Mitha.
“apa?!” jawabku dengan lemas.
“loyo banget sih lho? Kenapa? Oh iya, gue mau ngasih tahu lho kalau si Rio sekelas dengan gue.”
Dug!! jantung gue yang tadinya berdetak biasa saja langsung berdegub kencang saat mendengar kata-kata Mitha.
“lho?? Kok bisa?”
“pasti bisa dong!!
Gue sebel banget saat Mitha bilang seperti itu, ia seperti meremehkanku yang suka sama Rio. Padahal ia juga tahu kalau gue suka sama Rio.
“oh ya?!!”jawabku dan ku langsung meninggalkan Mitha.
“kenapa gue ditinggalin sih? Gue tau, kalo lho cemburukan? Tadi gue Cuma manas-manasin lho doang kok!!” jelas Mitha.
“lho tega banget sih!! Jawabku.
“iya, iya… maaf ya..” rayu Mitha.
“iya deh!” jawabku dengan judes.
“maksih Riri…”
Hati ku pun mulai membaik saat kejadian tadi. Aku sadar, Mitha kan sahabat ku dan dia nggak bakalan nyakitin aku. Dan kami pun ke kantin untuk ngemil-ngemil apa aja yang kami inginkan. Saat kami makan….
“hei! Kalian disini juga ya?” sapa Rio.
“hei juga.” Jawab ku dan Mitha.
“gimana menurut lho sekolah disini?” Tanya ku.
“sekolahnya bagus, orang-orangnya juga asik. Kaya Mitha.” Jawab Rio.
“lho? Kok, Cuma Mitha? Aku nggak asik ya?” heran ku.
“iya lho juga.” Jawab Rio.
(dalam hati) “kok Rio gitu ya? Padahal hati gue sakiiiit banget” ucap ku.
Tet…tet…tet…
Bunyi bel masuk berbunyi.
“kita masuk kelas yuk Mitha” ajak Rio ke Mitha.
“yuk!” jawab Mitha.
“bye Riri…” ucap Mitha dan Rio. Merekapun meninggalkan ku.
“mentang-mentang sekelas, gue nggak dihiraukan lagi. Huh!!” ucap ku. Aku sangat kesal kalo melihat mereka jalan berdua. Apalagi tadi Rio ngak ngajak aku. Cuman ngajak Mitha. BT!!!
Setelah pelajaran berjalan tak terasa waktu pulangpun tiba. Dengan cepat-cepatku berjalan agar Mitha nggak pulang bareng sama aku. Aku masih sebel sama dia dan Rio, aku nggak pengen ngeliat mereka berduaan. Aku pun langsung masuk kemobil dan mengendarainya. Aku nggak peduli Mitha pulang pake apa. Yang penting sementara waktu aku nggak liat wajahnya.
Saat aku mengendarai mobil dan lampu merah pun bernyala, paksa aku harus berhenti. Lumayan lama ku menunggu lampu hijau bernyala. Saat itupun aku menoleh ke arah kiri mobilku, saat ku liat ternyata yang di dalam mobil adalah Rio. Tapi sepertinya dia nggak sendiri, itu kan Mitha. Ngapain Mitha pulang bareng sama Rio. Mereka keliatannya akrab banget, dan bikin aku makin cemburu. Apalagi lampu hijau belum nyala lagi, bikin hati aku panas aja.
Kemudian lampu hijau baru aja nyala, aku langsung nge-gas. Aku sudah nggak tahan lagi.
Seminggu sudah aku bertingkah laku seperti itu. Aku masih belum biasa ngeliat mereka berduaan, apalagi kalo mereka lagi bercanda. Kayaknya mereka ada hubungan sesuatu. Apa mereka pacaran ya?? Selain itu Mitha sekarang lebih sibuk sama Rio, dia nggak peduli lagi sama aku. Oke!! Kalo dia kaya gitu sama aku, aku juga bisa kok!!
Sudah sebulan lebih aku nggak negur Mitha. Dia juga bertanya-tanya sama aku apa salah dia. Apa dia nggak sadar kalo aku itu cemburu liat dia sama Rio. Atau dia memang juga suka sama Rio? Kenapa dia nggak bilang sama aku?, kenapa dia lebih sibuk sama Rio?, malahan aku kesepian. Mitha sekarang berubah karena Rio.
“riri! Lho kenapa sih?” Tanya Mitha.
“lho tuh yang kenapa?!!” balas gue.
“gue kenapa?? Emangnya gue salah apa sama lho?? Bilang dong!! Jangan lho diamin gue aja.” Ucap Mitha.
“lho nggak sadar apa salah lho? Lho tega banget ya??” jawab gue.
“oke! Sekarang gue ngaku salah. Tapi emangnya gue salah apaan?” heran Mitha.
“lho dengar baik-baik ya!! Lho itu lebih sibuk ngurusin si Rio. Lho juga lebih sering bareng Rio. Kalo lho punya temen baru, jangan lupain gue dong!! Atau lho suka sama Rio??” ucap ku.
“oo… gue sekarang ngerti. Sebenarnya lho cemburu kan?” ucap Mitha.
“gue bukan cemburu, tapi gue ngerasa lho menjauh dari gue.” Padahal gue emang cemburu sih.
“bukan begitu. Gue…… dan Rio lagi ngerjain tugas kelompok. Dan kebetulan kami sekelompok.” Ucap Mitha.
“masa kerja kelompok cuma berdua? Atau kalian lagi kencan??” ejek ku.
“Riri!!! Lho kok gitu sih?! Jaga mulut lho ya!!” ancam Mitha.
“whatever!!! Sekarang  gue nggak mau liat muka lho lagi. Lebih baik lho ngak usah anggap gue sahabat lho lagi.” Aku pun langsung pergi meninggalkan Mitha.
“emang gue takut apa???!!!” teriak Mitha.
***
Aku nggak nyangka dia bakalan biarin aku pergi. Mitha memeng benar-benar berubah!
“tumben lho nggak bareng Mitha?” Tanya temannya Mitha.
“apa urusan lho??” Tanya balik.
“santai aja dong. Persahabatan kalian lagi runyam ya?? Gue denger sih gara-gara Rio. Sekarang mereka jadian tuh.” Ucapnya.
“yang bener lho??” Tanya gue.
Aku memang nggak salah, ternyata selama ini mereka itu pacaran. Kenapa Mitha tega sama aku? Padahal dia tahu aku juga suka sama Rio.
“emang bener kok!!” jawab temennya Mitha.
Aku pun pulang, karena bete dirumah lebih baik aku jalan aja ke mall.
Aku berkeliling mall mencari barang yang menarik bagi ku. aku pun tertuju ke toko aksesoris. Kesana-sini aku mencari barang. Lalu, langkah ku terhenti karena melihat seseorang, yaitu seorang cewe dan cowo. Sepertinya aku kenal sama yang cowo, aku pun mengikuti mereka. Ternyata itu Rio dengan seorang cewe, tapi aku nggak tahu siapa cewe itu. Dia bukan Mitha, apa yang mau dilakuin Rio ya?? Kalo dia pacaran sama Mitha, harusnya dia jalan bareng Mitha. Sekarang gue tahu siapa Rio itu.
***
Ke esokkan harinya…
“eh, Mitha! Gue mau Tanya sama lho.” Ucap ku.
“gue nggak ada waktu.” Jawab Mitha.
“gue Cuma mau nanya, kemaren lho kemana?” Tanya ku.
“bukan urusan lho kan?” jawab Mitha.
“gue serius! Jawab dong!!”ucap ku.
“buat apaan sih?” Tanya Mitha.
“jawab aja.”
“nggak kemana-mana. Emang kenapa?” ucap Mitha.
“trus, lho tahu kemaren Rio kemana?”
“dia bilang sih dirumah. Lho pasti mau ngerencanain sesuatu kan?” ucapnya.
“asal lho tahu, kemaren gue ngeliat Rio di mall. Dia bareng sama seorang cewe.” Ucap ku.
“lho jangan ngengadu domba dong.” Jawab Mitha.
“gue nggak ngengadu dmba, gue nggak bohong. Tanya aja sama Rio. Pasti saat lho nanya sama dia,  dia bakalan terkejut.” Ucap gue.
“gue nggak percaya” jawab Mitha.
“terserah!! Lho juga kok.” ucap Ku.
Tiba-tiba Rio datang.
“hei, kalian ngapain disini?” Tanya Rio.
“rio, kemaren lho ke mall ya??” Tanya Mitha ke Rio.
“e, e, e… nggak kok. Aku kan sudah bilang kemaren di rumah.” Ucapnya.
“nggak usah bohong deh Rio. Asal lho tahu, kemaren gue ngeliat lho ke mall bareng cewe.” Ucap ku.
“gue emang ke mall, tapi gue barengnya sama sepupu gue.” Jawabnya.
“masa sih? Kenapa Cuma berdua? Kenapa lho mau nemenin dia ke tempat aksesoris cewe? Gue rasa nggak ada cowo yang mau ke tempat aksesoris cewe. Terkecuali nemenin cewenya.” Ucap ku.
“lho jangan ngaco dong! Mitha… gue nggak selingkuh kok.” Ucap Rio.
“katanya lho di rumah ternyata lho malah jalan sama cewe” ucap Mitha.
“selesain masalah kalian sendiri deh, gue mau ke kelas.” Jawab ku.
Aku pun meninggalkan mereka. Nggak tahu kenapa aku ngerasa lebih lega. Mungkin aku sudah melakukan balas dendam. Heh….
***
Di rumah.
Tok,tok,tok…
Kayaknya ada tamu yang datang. Aku pun turun dan membuka pintu. Aku sangat terkejut saat membuka pintu, ternyata yang datang adalah Mitha. Ku liat matanya sembab, seperti habis menangis.
“lho kenapa Mit?? Lho habis nangis ya??” Tanya ku.
“gue udah salah memilih Rio dibandingkan sahabat gue sendiri. Ri… lho mau nggak maafin gue?” ucap Mitha.
“karena gue orangnya baik hati. Jadi gue maafin lho.” Ucap ku.
“makasih ya Ri, gue nggak tahu misalnya lho nggak mau maafin gue.”
“emangnya lho kenapa?” ku heran.
“gue nggak nyangka kalo Rio itu ternyata playboy. Bukan cuma satu cewe, malahan belasan.” Ucap Mitha sambil menangis.
“yang sabar ya…”
Untung bukan gue yang jadi korban. Ternyata gue dan Mitha sudah salah memilih cowo.
Sekarang kami sudah berjanji persahabatan ini tidak akan hancur hanya seorang cowo.
***TAMAT***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar